Wednesday, October 26, 2011

Biografi B.J. Habibie


Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf  Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie adalah Presiden ke-3 RI selama 1,5 tahun dan 2 bulan 7 hari menjabat sebagai Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan Wakil Presiden dan Presiden RI dengan masa jabatan terpendek. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Habibie lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie lahir pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Belajar, membantu orang tua, mengaji dan shalat merupakan rutinitas sehari-hari Habibie kecil yang tak pernah ditinggalkan. Oleh sebab itu, sejak duduk di bangku sekolah beliau adalah murid yang jenius, ramah, sopan dan tidak sombong. Sehingga pelajaran eksakta yang sulit seperti, matematika, fisika, kimia, stereo dan geneo dalam sekejap dapat diselesaikan dengan nilai yang baik sekali.
Sebelumnya ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, dengan dibiayai oleh ibunya lewat usaha catering dan indekost di Bandung setelah ditinggal pergi suaminya (ayah Habibie) yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung.  Ibu beliau mengirim Habibie keluar negeri dengan alasan, “Saya memilih Habibie karena anak itu kelihatan lebih serius dalam hal belajar. Sampai-sampai dibalik pintupun ia bisa membaca buku dengan asyiknya”.
Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah Ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Sebelum berangkat ke Jerman, beliau bertemu Prof. Dr. Muhammad Yamin selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang waktu itu mengelus-ngelus kepalanya dan berkata, “Kamu inilah harapan bangsa.” Nasehat tersebut merupakan ujian yang harus dilalui dengan sukses oleh B .J. Habibie.
Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.
Habibie kerap menarik perhatian karena keaktifannya dalam kelas-kelas yang diikutinya. Disamping aktif menjadi mahasiswa jurusan aeronik, ternyata kiprah Habibie dalam dunia sosial sangat bagus. Beliau mengadakan seminar PPI yang mengupas masalah pembangunan, politik, ekonomi serta sosial di Indonesia. Pada tahun 1959 dengan penuh perjuangan dan usaha yang tidak mudah, sehingga beberapa perusahaan beliau kunjungi untuk meminta dana dari proposal yang beliau buat sendiri. Seminar tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang berdomisili di Eropa.
Memang tekad suci dan kuat, serta tujuan belajar serta hidup yang suci menjadi dasar kesuksesan beliau dalam bidang akademik. Sehingga pada tahun 1960 meraih gelar Diploma Ing., dengan nilai Cumlaude. Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Sedangkan pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summacumlaude dengan angka rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Belum lagi penemuan beliau tentang pemecahan persoalan penstabilan konstruksi di bagian ekor pesawat yang dihadapi oleh Perusahaan HFB (Hamburger Flugzeugbau) yang kini berubah menjadi MBB (Messerschmitt Bolkow Blohm) selama tiga tahun akhirnya dapat diselesaikan oleh Habibie dalam waktu enam bulan. Sehingga, penemuan-penemuan tersebut diabadikan oleh berbagai pihak yang dikenal dengan teori, faktor dan metode Habibie. Kegigihannya dalam mempertahankan pendapat, baik mengenai program-program penelitian maupun yang lainnya membuahkan hasil baginya. Sehingga pada tahun 1974, beliau sudah diangkat menjadi Wakil Presiden dan Direktur Teknologi MBB. Amanat tersebut merupakan jabatan tertinggi yang diduduki oleh orang asing.
Prestasi-prestasi yang diukir di Jerman bukan kunci keberhasilan dan kejayaan bagi beliau, justru hal tersebut sebagai sarana dalam mempersiapkan diri jika kelak berada di tanah air. Pada umur 28 tahun, ketika itu Habibie belum bisa kembali pulang ke Indonesia justru beliau diberi tugas untuk membina kader-kader bangsa yang sedang mendalami konstruksi pesawat. Akhirnya, kader-kader tersebut beliau berikan peluang untuk bekerja di MBB melalui prakarsa yang tidak mudah untuk meyakinkan pihak perusahaan dalam menerima 30 orang Indonesia. Saat Habibie dipanggil untuk pulang ke Indonesia, 30 orang tersebut bersama-sama beliau kembali ke tanah air guna menjalankan tugas yang diberikan oleh presiden Suharto.
Presiden Suharto langsung memberi instruksi kepada B.J. Habibie untuk merintis IPTN. Bermodalkan semangat dan tekad yang kuat B.J.Habibie berangkat ke luar negeri guna mengajak industri-industri pesawat terbang lainnya untuk bekerjasama. Di dalam usahanya itu, tantangan besar siap dihalau. Bahkan tamparan keras dirasakan ketika akan berunding dengan sebuah industri pesawat terbang di Kanada. Direktur utama perusahaan menolak untuk bertemu bahkan ketika asisten direktur perusahaan menerimanya, dengan keras mereka menjawab tidak berminat untuk bekerja sama dengan Indonesia dan yang perlu dimengerti oleh anda membangun industri pesawat terbang itu tidak mudah Habibie seharusnya semua mengerti. Dengan kata lain, bangsa Indonesia tidak akan becus membuat pesawat terbang. Karena itu jangan bermimpi.
Tidak ada usaha tanpa hasil didunia ini, akhirnya beliau mendapatkan mitra yaitu CASA Spanyol yang setuju bekerjasama dalam pembuatan NC 212 Aviocar berbaling-baling ganda. Kemudian berdasarkan pengalamannya di Eropa, beliau berhasil membuat persetujuan dengan MBB untuk membuat Helikopter BO-105 dan sebagainya.
Menaiki jenjang karier di Indonesia banyak prestasi yang beliau raih, diantaranya: memimpin industri IPTN, guru besar bidang konstruksi pesawat terbang di ITB, menjadi Menteri Riset dan Teknologi, Wakil Presiden RI, Presiden RI, ketua ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia), pemimpin umum The Habibie Center, dan masih banyak prestasi beliau yang diukir baik nasional maupun Internasional. Beliau bagaikan mendayung diantara gelombang, kritik positif maupun tidak membangun tiada henti. Namun apakah kata? Tiada orang yang sempurna didunia ini, maka tikaman dan hujatan beliau hadapi dengan tenang serta tabah.

 

Masa Kepresidenan

Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah urus di masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
Salah satu kesalahan yang dinilai pihak oposisi terbesar adalah setelah menjabat sebagai Presiden, B.J. Habibie memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste), ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur di satu sisi memang disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999, ia memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.
Pandangan terhadap pemerintahan Habibie pada era awal reformasi cenderung bersifat negatif, tapi sejalan dengan perkembangan waktu banyak yang menilai positif pemerintahan Habibie. Salah pandangan positif itu dikemukan oleh L. Misbah Hidayat Dalam bukunya Reformasi Administrasi: Kajian Komparatif Pemerintahan Tiga Presiden.

 

Masa Pascakepresidenan

Setelah ia turun dari jabatannya sebagai presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.
Walaupun sibuk dengan urusan bangsa, organisasi dan keluarga, namun nilai-nilai spiritual tetap harus didepankan. Beliau tidak pernah lupa sholat lima waktu, sesekali shalat tahajjud, puasa Senin-Kamis serta menunaikan ibadah haji. Selama di rantau dalam keadaan rindu kepada Tuhan, di manapun tidak memilih tempat, ia berhenti untuk berdoa. Beliau ingat dengan ayahnya yang saleh. Beliau biasa membawa tasbih kemanapun berada. Karena ibadah spiritual merupakan charge (mengisi tenaga) dan secara biologis hal itu berarti menambah kalori dan energi.

Jabatan Politik 
  • Presiden Republik Indonesia (1998-1999)
    • Didahului oleh Soeharto, kemudian digantikan oleh Abdurrahman Wahid
  • Wakil Presiden Republik Indonesia (1998) 
    • Didahului oleh Try Sutrisno, kemudian digantikan oleh Megawati Soekarno Putri
  • Menteri Negara Riset dan Tekhnologi (1978-1998)
    • Kemudian digantikan oleh Rahadi Ramelan
Habibie ketika disumpah menjadi presiden pada tanggal 21 Mei 1998


Sumber :



HARTA Soeharto terus dilacak. Kejaksaan Agung sejak 1 Juni 1998 lalu secara resmi sudah memulai kerja besar itu. Jaksa Agung Soedjono A. Atmonegoro dalam wawancara dengan pers pekan ini bahkan meminta bantuan masyarakat untuk pelacakan harta pejabat pemerintah, termasuk Keluarga Cendana (lihat: Laporan Kekayaan Pejabat Disiarkan di Televisi Setiap Hari.
Belum lagi urusan harta Soeharto mulai dilacak, harta Presiden BJ Habibie juga mulai diungkit-ungkit. Bekas orang nomor dua RI dan mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi itu diduga juga mempunyai kekayaan yang cukup besar. Pulau Batam disebut-sebut sebagai ajang bisnis keluarga Habibie. Malah, Jeffrey A. Winters mensinyalir bahwa Habibie dekat dengan urusan-urusan berbau kolusi, korupsi, nepotisme (KKN) sejak ia pulang dari Jerman ke Indonesia. Associate Professor bidang Ekonomi Politik pada Northwestern University AS ini menilai ada kejanggalan dalam hubungan antara BJ Habibie dengan bekas Dirut Pertamina Ibnu Sutowo. Winters di tahun 1989 pernah mewawancarai Ibnu Sutowo. Nama terakhir ini disebut Winters sebagai orang yang membuat Pertamina bangkrut karena menanggung utang 15 milyar dollar AS pada pertengahan 1970-an. Ibnu, sebelum dipecat, dianggap Winters sebagai operator Presiden Soeharto untuk mencari dana politik. Ibnu yang tak pernah diajukan ke pengadilan ini juga dicap Winters sebagai orang dekat Soeharto yang bahkan sampai bisa menandatangani rekening-rekening Soeharto di Swiss.
Adalah Ibnu yang membawa pulang BJ "Rudy" Habibie ke Jakarta. Dan bau KKN muncul setelah tiba-tiba saja Rudy Habibie diangkat sebagai "penasehat Dirut Pertamina" pada 1974-1978. Dan kemudian Rudy Habibie masuk kabinet sebagai Menristek yang menguasai banyak jabatan -- di antaranya ia memimpin sejumlah industri strategis.
Di kabinet, Habibie juga ditunjuk memimpin Otorita Batam. Rupanya, menurut Winters, Habibie kemudian menangguk banyak keuntungan dari Batam. Sebut saja PT Bimatama Dharma Perkasa, yang merupakan gabungan usaha yang dijalankan Timmy Habibie, adik Rudy, dengan putra Soeharto, Bambang Trihatmodjo. Ada lagi PT Citra Lingkungan Lestari, PT Indotri Mandiri Sakti, dan juga peternakan babi seluas 10 ribu hektar di Pulau Bulan, yang juga dijalankan Timmy Habibie (lihat: "Timmy Melaju Pesat Berkat Pengaruh Abangnya"). Soedarsono, adik ipar Rudy, juga lama menangani Batam. Pengusaha lain yang berusaha di Batam adalah "Yayuk" Habibie, adik Rudy, Tommy Soeharto, Liem Sioe Liong dan Harry Murdani, adik bekas Panglima ABRI LB Murdani.
Bau nepotisme juga ditebarkan BJ Habibie di berbagai industri strategis yang dipimpinnya. Anak-anak Habibie -- yang memang pandai-pandai itu -- ditaruhnya di IPTN dan BPPT. Begitu juga beberapa kerabatnya. Semua ini dengan cepat mengingatkan orang kepada Soeharto -- tokoh yang sangat dikagumi Habibie dan disebutnya sebagai "Profesor" itu.
Dari berbagai kegiatan berbau KKN itu, menurut ekonom asal Australia Michael Backman, seperti dikutip Majalah Far Eastern Economic Review (FEER), diperkirakan keluarga Habibie memiliki jumlah kekayaan 60 juta dollar AS.
Seperti Soeharto, kekayaan keluarga Habibie terbentang luas di berbagai bidang usaha. Mulai dari perkebunan, perdagangan, industri kimia, hingga pariwisata. Jika keluarga Soeharto menguasai berbagai macam bisnis di seluruh Indonesia, keluarga Habibie lebih banyak memusatkan kegiatan bisnisnya di Batam. Pulau itu berbatasan dengan Singapura dan akan dijadikan sebagai daerah industri. Berbagai kerjasama Indonesia-Singapura juga dibangun di sana.
Banyak kalangan menyebut Batam identik dengan Habibie. Maklum saja, sejak tahun 1978, Habibie ditunjuk sebagai Ketua Pengembangan Industri Batam yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto. Jabatan tersebut baru dilepasnya setelah MPR menunjuknya sebagai wakil presiden. Tak heran kalau keluarga Habibie begitu "mengakar" di Batam.
Jika Soeharto memiliki puluhan yayasan dan beraset trilyunan rupiah, Habibie hanya mengetuai beberapa yayasan saja. Dan ini sudah dilakukan sebelum ia menjabat sebagai wakil presiden dan presiden. Seperti Yayasan Pengembangan Teknologi dan Yayasan Bina Bhakti. Selain itu ada pula yayasan yang diketuai oleh anggota keluarganya. Seperti Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orbit, yang diketuai oleh Ibu Negara Ny. Asri Ainun Habibie dan Yayasan Keluarga Batam diketuai Sri Rejeki Habibie, adik Presiden.
Memang, belum jelas benar bisnis apa saja yang dilakukan oleh Habibie sebelum menjabat presiden. Namun, sebagai gambaran, dua putranya yaitu Ilham Akbar Habibie dan Kemal Tareq Habibie kini sudah memulai membangun imperium bisnis. Sedangkan sang adik, Suryatim Abdulrachman Habibie atau lebih dikenal dengan sebutan "Timmy" sudah lebih dulu berbisnis sejak 1977. Ia memiliki sejumlah perusahaan yang tergabung dalam Grup Timsco. Begitu pula dengan dua adik perempuannya, Sri Rejeki Habibie dan Sri Rahayu Fatima Habibie sudah mulai berkecimpung dalam dunia bisnis (lihat: Daftar Bisnis dan Beberapa Jabatan Yang Dipegang Keluarga BJ. Habibie+A1)..


Sumber :



3 CIRI SIFAT TAULADAN SANG BAPAK TEKNOLOGI INDONESIA, B.J. HABIBIE
  1. Pemikiran beliau sangat rasional dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
    Senada dengan yang diungkapkan oleh Dr. Indria Samego (Dewan Direktur CIDES) yaitu: “ Visi misi dan strategi kepemimpinan Presiden B.J Habibie, terkait erat dengan latar belakang pribadinya. Dia seorang yang sangat rasional di dalam menghadapi suatu persoalan. Menurut saya, banyak persoalan yang ia selesaikan lebih mengedepankan rasionalitas, kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tak mengerti. Karena itu, pada waktu Soeharto masih berkuasa B.J Habibie mengakui, Soeharto adalah guru besarnya. Ini ungkapan jujur menurut saya. Tetapi ungkapan itu tidak 100% ia praktikkan di dalam kebijaksanaan pemerintahannya sekarang. Kenapa? Karena faktor rasionalitas tadi”.
  2. "Memperlihatkan Dirinya Berbeda" (Oleh: Dr. H.A. Baramuli SH)
    “……..sehingga di kalangan teman-temannya, B.J Habibie dijuluki the wonder boy. Ini dibuktikan dengan sejumlah prestasi ilmiah yang dimilikinya, beberapa hasil penemuannya di gunakan di dalam teknologi pesawat terbang, kereta api dan banyak lainnya. Dan mari kita jujur mengatakan bahwa pengamat-pengamat luar negeri pun mengakui kehebatan si wonder boy. Makannya, tidak terlalu berlebihan kalau saya mengatakan bahwa bangsa Indonesia mesti bangga punya presiden yang jenius…..contohnya, ia banyak membuat kebijakan yang di zaman Soeharto, malah ditabukan. Semisalnya kebebasan pers, kebebasan mendirikan parpol, kebebasan berbeda pendapat dan banyak lainnya…”
  3. Rendah hati dan berbakti pada ibu pertiwi (Oleh: Letjen TNI (Purn.) H. Achmad Tirtosudiro)
    “Pada awal 70-an, dia diminta untuk jadi guru besar untuk menyandang jabatan profesornya di Universitas Aachen, almamaternya. Tetapi, anehnya Habibie menolak. Ini ganjil karena orang-orang Jerman akan sangat gembira dan merasa terhormat bila mendapat kesempatan menduduki kursi professor di Universitas terkemuka seperti Aachen. Apa sebabnya? Rupanya alasan penolakan Habibie adalah ia akan selalu terikat pada universitasnya, sehingga akan mempersulitnya untuk kembali ke Tanah Air bila saatnya tiba. Memang cita-citanya masih tetap ingin kembali ke Indonesia agar ilmu yang diperdalamnya selama ini dapat diamalkan di Tanah Air”. (1986)
Inilah sekelumit cerita mengenai Pak Habibie. Beliau menolak menjadi guru besar di Universitas terkemuka di Jerman, padahal begitu banyak orang Jerman sendiri yang mengidam-idamkan dinobatkan sebagai guru besar. Beliau memberi alasan yang membuat takjub dan salut kepadanya. “Saya ingin mengamalkan ilmu saya di Indonesia, tanah air saya”. Begitulah kiranya bahasa Pak Habibie.
Habibie menyebutkan presiden itu bukan segala-galanya. Walau jenius dengan memperoleh royalti atas delapan hak paten hasil temuannya sebagai ilmuwan konstruksi pesawat terbang seperti dari Airbus dan F-16, dia mengaku masih banyak yang jauh lebih baik dari dirinya. Lama bermukim di lingkungan yang sangat menghargai ketokohan dan personality setiap orang, Habibie mendefinisikan jika ingin dihargai maka yang diperhatikan orang lain adalah sikap yang tak berubah terhadap lingkungan.
Menurutnya status, jabatan, dan prestasi bukan alasan untuk berubah terhadap lingkungan. Itulah sebabnya, ketika sudah menjadi RI-1 sikap Habibie terhadap lingkungan tetap tidak berubah. Malah semakin menampakkan watak aslinya, misalnya tidak mau diam dan bergerak sesuka hati padahal sudah ada aturan protokoler yang harus dipatuhi.


Sumber :
( ISI ; disadur dari http://www.facebook.com/notes/aku-bisa/bj-habibie/391803282637" )



Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan terutama di bidang IPTEK baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkan beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagaai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan Chungbuk University.
Selain memiliki kecerdasan yang tinggi (mungkin orang terjenius dari Indonesia), Habibie dikenal sebagai cendekiawan muslim yang taat sekaligus reformis. Dalam menghadapi berbagai kesulitan, Habibie tidak luput dari do’a dan sholat untuk mendapat petunjuk atau ilham. Mendapat jabatan sebagai Presiden bagi Habibie merupakan amanah dan titipan dari Allah untuk mengabdi dengan sepenuh hati.
Memang tekad suci dan kuat, serta tujuan belajar serta hidup yang suci menjadi dasar kesuksesan beliau dalam bidang akademik
Dia penuh kontroversi dan merupakan sosok manusia paling multidimensional di Indonesia.


Sumber :
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)



Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Berikut ini adalah sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :
  • 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN. 
  • 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
  • Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT 
  • 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
  • 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
  • 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
  • 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
  • 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
  • 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
  • 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
  • 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
  • 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
  • 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia


Sumber :
ref : http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id



Inilah Kehebatan2 Beliau :
·         Bukti 1 : Penemu Teori Habibie
Pemakai dan produsen pesawat terbang sama-sama tidak tahu persis, sejauh mana bodi pesawat terbang masih andal dioperasikan. Akibatnya memang bisa fatal. Pada awal 1960-an, musibah pesawat terbang masih sering terjadi karena kerusakan konstruksi yang tak terdeteksi. Kelelahan (fatique) pada bodi masih sulit dideteksi dengan keterbatasan perkakas. Belum ada pemindai dengan sensor laser yang didukung unit pengolah data komputer, untuk mengatasi persoalan rawan ini.Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat. Ketika lepas landas, sambungannya menerima tekanan udara (uplift) yang besar. Ketika menyentuh landasan, bagian ini pula yang menanggung empasan tubuh pesawat. Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan (krack).Titik rambat, yang kadang mulai dari ukuran 0,005 milimeter itu terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Kalau tidak terdeteksi, taruhannya mahal, karena sayap bisa sontak patah saat pesawat tinggal landas. Dunia penerbangan tentu amat peduli, apalagi saat itu pula mesin-mesin pesawat mulai berganti dari propeller ke jet. Potensi fatique makin besar.Habibie-lah yang kemudian menemukan bagaimana rambatan titik krack itu bekerja. Perhitungannya sungguh rinci, sampai pada hitungan atomnya. Oleh dunia penerbangan, teori Habibie ini lantas dinamakan krack progression. Dari sinilah Habibie mendapat julukan sebagai Mr. krack. Tentunya teori ini membuat pesawat lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.

·         Bukti 2 : Penemu Faktor Habibie
Sebelum titik krack bisa dideteksi secara dini, para insinyur mengantispasi kemungkinan muncul keretakan konstruksi dengan cara meninggikan faktor keselamatannya (SF). Caranya, meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya, material yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik krack bisa dihitung maka derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi, aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang. Dalam dunia penerbangan, terobosan ini tersohor dengan sebutan Faktor Habibie.Faktor Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.
Faktor Habibie ternyata juga berperan dalam pengembangan teknologi penggabungan bagian per bagian kerangka pesawat. Sehingga sambungan badan pesawat yang silinder dengan sisi sayap yang oval mampu menahan tekanan udara saat tubuh pesawat lepas landas. Begitu juga pada sambungan badan pesawat dengan landing gear jauh lebih kokoh, sehingga mampu menahan beban saat pesawat mendarat. Faktor mesin jet yang menjadi penambah potensi fatique menjadi turun.

·         Bukti 3 : suma cum laude
Gelar doctor ingenieur-nya disabet dengan predikat suma cum laude pada 1965. Rata-rata nilai mata kuliahnya 10. Presatsi ini membuatnya dipercaya jadi Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau (HFB). Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28. Luar biasa, hanya dalam kurun waktu enam bulan, masalah itu terpecahkan oleh Habibie.\

·         Bukti 4 : Bikin Pesawat
Ia meraih kepercayaan lebih bergengsi, yakni mendesain utuh sebuah pesawat baru. Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika Serikat (NASA).Hasil lainnya antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan N-250.Pesawat Airbus A-300 yang diproduksi konsorsium Eropa (European Aeronautic Defence and Space) tak lepas dari sentuhan Habibie. Maklumlah dalam konsorsium ini tergabung Daimler, produsen Mercedes-Benz yang mengakuisisi MBB.

·         Bukti 5 : Jabatan di MBB
Tahun 1969 Habibie dilirik oleh Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh (MBB), industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg. Jabatan Vice President/Direktur Teknologi MBB disabetnya tahun 1974. Hanya Habibie-lah, orang diluar kebangsaan Jerman yang mampu menduduki posisi kedua tertinggi itu.

·         Bukti 6 : Penghargaan

Sedangkan dalam bentuk penghargaan, Habibie menerima Award von Karman (1992) yang di bidang kedirgantaraan boleh dibilang gengsinya hampir setara dengan Hadiah Nobel. Dan dua tahun kemudian menerima penghargaan yang tak kalah bergengsi, yakni Edward Warner Award. Beliau juga mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan Chungbuk University.

·         Bukti 7 : Jadi Presiden RI ke–3
Ini mungkin puncak karier beliau…. Masa jabatannya sebagai presiden hanya bertahan selama 512 hari. Meski sangat singkat, kepemimpinan Presiden Habibie mampu membawa bangsa Indonesia dari jurang kehancuran akibat krisis. Presiden Habibie berhasil memimpin negara keluar dari dalam keadaan ultra-krisis, melaksanakan transisi dari negara otorian menjadi demokrasi. Sukses melaksanakan pemilu 1999 dengan multi parti (48 partai), sukses membawa perubahan signifikan pada stabilitas, demokratisasi dan reformasi di Indonesia.

Sumber :
http://berita-kilat.blogspot.com/2010/02/inilah-bukti-kejeniusan-bj-habibie.html



Hal-hal yang dapat diambil dari sosok seorang B.J. Habibie :
  • Belajar, membantu orang tua, mengaji dan shalat merupakan rutinitas sehari-hari Habibie kecil yang tak pernah ditinggalkan. 
  • Sejak duduk di bangku sekolah beliau adalah murid yang jenius, ramah, sopan dan tidak sombong. Sehingga pelajaran eksakta yang sulit seperti, matematika, fisika, kimia, stereo dan geneo dalam sekejap dapat diselesaikan dengan nilai yang baik sekali. 
  • B.J. Habibie lebih serius dalam hal belajar. 
  • Bertekad untuk sunguh-sungguh dan harus sukses. 
  • Sifat tegas dan juga berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. 
  • Pada masa kuliah di luar negeri, musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku.Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. 
  • Habibie kerap menarik perhatian karena keaktifannya dalam kelas-kelas yang diikutinya. 
  • Kiprah Habibie dalam dunia sosial sangat bagus. 
  • Memiliki tekad suci dan kuat.
  • Tujuan belajar serta hidup yang suci menjadi dasar kesuksesan beliau dalam bidang akademik. 
  • Segala tikaman dan hujatan, beliau hadapi dengan tenang serta tabah. 
  • Habibie menyebutkan bahwa Presiden itu bukan segala-galanya. Walau jenius dengan memperoleh royalti atas delapan hak paten hasil temuannya sebagai ilmuwan konstruksi pesawat terbang seperti dari Airbus dan F-16, Ia mengaku masih banyak yang jauh lebih baik dari dirinya. 
  • Habibie mendefinisikan jika ingin dihargai maka yang diperhatikan orang lain adalah sikap yang tak berubah terhadap lingkungan.

No comments:

Post a Comment